
Pembicaraan siang ini di kantor antara saya dan tetangga depan meja saya adalah tentang pernikahan. Topik yang berat kalo dibahas terlalu dalam. Jadi, pembicaraan ini tidak terlalu kita kupas dalam, hanya sebagai selingan sambil makan siang.
Living a single life is fun, but in the age 30's like mine... could be tough too. Kenapa saya bilang 'tough'? Karena dengan bertambahnya umur, mengenal lebih banyak orang dan tau lebih banyak mengenai cerita di luar sana yang dulunya cuma bisa saya baca di buku atau nonton di film, honestly saya agak sedikit 'ngeri' dengan pernikahan. Dan hal-hal ini membentuk pola pikir saya mengenai makna dari 'pernikahan'.
Buat saya, pernikahan itu adalah bab baru dari buku kehidupan saya. Bab yang hanya bisa mulai dituliskan apabila saya jatuh cinta, percaya, yakin dan menetapkan hati kalau lelaki itu adalah lelaki yang akan selalu menjadi sahabat saya sampai saya menutup mata, atau sebaliknya. Perjalanan ke depannya tidak akan mudah sama sekali. Banyak godaan dan cobaan yang akan muncul tanpa di duga dan tanpa di rencanakan sama sekali.
Orang ketiga? Sudah pasti akan menjadi bumbu di dalam bab ini. I'm so sure about this. Belum lagi masalah yang lain yang akan timbul. Masalah keuangan, masalah toleransi dan kompromi dengan kebiasaan-kebiasaan, masalah keluarga, masalah pekerjaan. Masih banyak lagi kalo disebutkan satu persatu masalah-masalah yang akan muncul.
Buat saya, menikah bukan lagi tujuan utama dalam hidup saya. Tujuan hidup saya adalah menerima diri saya apa adanya dan berdamai dengan masa lalu saya untuk membuat hidup yang cuma sekali ini menjadi hidup yang bahagia.
Saya tidak mau gagal dalam pernikahan saya nanti, karena itu saya harus memperbaiki diri saya sendiri dulu supaya apabila saatnya nanti saya menjadi seorang istri, saya diberikan kekuatan untuk memaafkan, berkompromi, toleransi dan membahagiakan suami saya, for better or worse.
Of course, saya tetap mau menikah, in His time :)
xoxo,
Ita
Living a single life is fun, but in the age 30's like mine... could be tough too. Kenapa saya bilang 'tough'? Karena dengan bertambahnya umur, mengenal lebih banyak orang dan tau lebih banyak mengenai cerita di luar sana yang dulunya cuma bisa saya baca di buku atau nonton di film, honestly saya agak sedikit 'ngeri' dengan pernikahan. Dan hal-hal ini membentuk pola pikir saya mengenai makna dari 'pernikahan'.
Buat saya, pernikahan itu adalah bab baru dari buku kehidupan saya. Bab yang hanya bisa mulai dituliskan apabila saya jatuh cinta, percaya, yakin dan menetapkan hati kalau lelaki itu adalah lelaki yang akan selalu menjadi sahabat saya sampai saya menutup mata, atau sebaliknya. Perjalanan ke depannya tidak akan mudah sama sekali. Banyak godaan dan cobaan yang akan muncul tanpa di duga dan tanpa di rencanakan sama sekali.
Orang ketiga? Sudah pasti akan menjadi bumbu di dalam bab ini. I'm so sure about this. Belum lagi masalah yang lain yang akan timbul. Masalah keuangan, masalah toleransi dan kompromi dengan kebiasaan-kebiasaan, masalah keluarga, masalah pekerjaan. Masih banyak lagi kalo disebutkan satu persatu masalah-masalah yang akan muncul.
Buat saya, menikah bukan lagi tujuan utama dalam hidup saya. Tujuan hidup saya adalah menerima diri saya apa adanya dan berdamai dengan masa lalu saya untuk membuat hidup yang cuma sekali ini menjadi hidup yang bahagia.
Saya tidak mau gagal dalam pernikahan saya nanti, karena itu saya harus memperbaiki diri saya sendiri dulu supaya apabila saatnya nanti saya menjadi seorang istri, saya diberikan kekuatan untuk memaafkan, berkompromi, toleransi dan membahagiakan suami saya, for better or worse.
Of course, saya tetap mau menikah, in His time :)
xoxo,
Ita
No comments:
Post a Comment